Saturday, December 5, 2009

INDONESIA JADI PENGGERAK

China, India, dan Indonesia akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Demikian analisis Fokus Global bulanan Standard Chartered Bank yang dipublikasikan, Selasa (01/12) kemarin. Laporan itu menyatakan, tahun 2010, akan menjadi tahun pemulihan ekonomi global.

Ekonomi yang berbasis kebutuhan domestik, seperti China, India, dan Indonesia, akan berada do lini depan dalam proses pemulihan ini, menggeser keseimbangan kekuatan ekonomi dan keuangan dari Barat ke Timur.

“Posisinya bergantung pada interaksi antara fundamental ekonomi, kebijakan, dan kepercayaan diri,” ujar Dr Gerald Lyons, Chief Economist dan Group Head Global Research Standard Chartered Bank.

Laporan Global memberikan gambaran rinci dan prakiraan untuk ekonomi-ekonomi utama dunia serta pasar dan wilayah pertumbuhan utama, termasuk Asia, Afrika, dan Timur Tengah.

Di antara prakiraan utama adalah pertumbuhan ekonomi global yang mengarah ke 2,7 persen pada tahun 2010. Adapun pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan 1,9 persen.

Sementara itu, ekonomi China dan India pada tahun 2010 diharapkan tumbuh masing-masing 10 persen dan 7,5 persen, sedangkan tahun ini, ekonomi kedua negara itu diperkirakan masing-masing 8,5 persen dan 6,8 persen.

Kepercayaan meningkat

Kepala Ekonom BNI Tony Prasetiantono memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berkisar 5,2 persen – 5,3 persen.

Menurut Tony, salah satu modal utama yang akan mendorong pertumbuhan Indonesia ke depan adalah meningkatnya kepercayaan pelaku ekonomi.

“Merasa krisis sudah dilalui, masyarakat mulai berani mengonsumsi dan investor mengakhiri periode wait and see,” katanya. Oleh karena itu, ujar Tony Prasetiantono, konsumsi dan investasi akan naik.

Modal lainnya yang dimiliki Indonesia adalah stabilitas sektor finansial yang akan membantu mendorong intermediasi perbankan. Modal ini terbukti telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2009.

Tantangan

Di sektor perbankan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tetap terjaga, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan juga berada di posisi 17,7 persen.

Pertumbuhan ekonomi akan lebih baik jika sejumlah hambatan bisa diatasi. Tantangan-tantangan yang akan dihadapi, antara lain proyek infrastruktur, suku bunga kredit tetap lambat turun, aliran modal jangka pendek yang rawan terhadap pembalikan (sudden reversal). “Meskipun demikian, saya optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa mencapai 5,3 persen,” kata Tonny.

Sumber  :

Indonesia Jadi Penggerak | Kompas, 02.12.2009

Grafis : Gunawan

[Via http://hagemman.wordpress.com]

No comments:

Post a Comment